4 Kerusakan Yang Sering Terjadi Pada Propeller Shaft - Propeller shaft merupakan komponen yang menghubungkan antara transmisi dan gardan. Dengan adanya propeller shaft, putaran yang terjadi di transmisi sanggup diteruskan menuju roda melalui gardan/ differential.
Umumnya propeller shaft ini yang dibuat dari selongnsong tabung baja yang mempunyai pengaruh dengan masing-masing ujungnya mempunyai sebuah engsel penghubung dan dikenali dengan nama universal joint.
Seiring dengan masa pemakaian serta tingkat perawatan yang dilaksanakan pemilik mobil, lambat laun propeller shaft ini juga sanggup mengalami kerusakan sehingga memerlukan perbaikan atau penggantian.
Nah, pada artikel kali ini, ombro akan membuatkan warta seputar kasus otomotif tentang kerusakan yang sering terjadi pada propeller shaft. Simak 4 kerusakan yang sering terjadi pada propeller shaft berikut gejalanya dibawah ini...
1. Universal joint macet / rusak
Kerusakan yang sering terjadi pada propeller shaft yang pertama merupakan universal joint macet/ rusak. Unversal joint seringkali disebut dengan nama spider joint, hook joint, cross joint, atau pada bengkel biasa kerap dikenali dengan perumpamaan join kopel.
Universal joint ini berbentuk mirip tanda tambah (+) yang ditiap-tiap ujungnya terdapat bearing bambu (roller bearing). Bearing inilah yang akan mengkaitkan batang propeller dengan yoke dan sleeve joint.
Kerusakan yang paling sering terjadi merupakan bearing-bearing yang ada pada universal joint ini berkarat simpulan kurangnya pelumasan dan sering terendam air. Karat yang terjadi menyebabkan pergerakan bearing menjadi terhambat, macet, hingga jebol.
Berikut beberapa tanda-tanda yang akan terjadi di sewaktu universal joint rusak
- Muncul getaran keras yang terasa hingga ke bodi kendaraan di sewaktu rpm tertentu
- Muncul bunyi dan noise di sewaktu kendaraan beroda empat bergerak maju atau mundur secara perlahan
Biasanya ada beberapa universal joint yang sanggup diberikan pelumas secara berkala. Cirinya, pada badan jointnya terdapat katup/ nipel wilayah untuk mengalirkan grease/ gemuk. Untuk menghindari universal joint cepat rusak, lakukanlah sumbangan grease/gemuk secara berkala.
2. Center bearing macet/ rusak
Kerusakan yang sering terjadi pada propeller shaft berikutnya merupakan center bearing macet/ rusak. Center bearing lazimnya hanya ada pada propeller shaft tipe 3 joint atau lebih. Center bearing ini mempunyai 4 fungsi penting yaitu sebagai pengubung, menstabilkan putaran poros, menghemat beban puntir dan meredam getaran yang muncul di sewaktu poros berputar. Baca : Fungsi center beraring pada propeller shaft tipe 3 joint.
Kerusakan center bearing lazimnya terjadi simpulan faktor usia pakai dan simpulan kerusakan universal joint yang tidak segera diperbaiki. Ya, di sewaktu universal joint rusak, getaran yang terjadi akan menghipnotis kerja dari center bearing. Lama-kelamaan, putaran center bearin menjadi tidak stabil dan tidak center lagi.
Berikut beberapa tanda-tanda yang muncul di sewaktu center bearing rusak
- Muncul getaran keras yang terasa hingga ke bodi kendaraan diseluruh kondisi putaran roda
- Muncul bunyi dan noise di sewaktu kendaraan beroda empat bergerak maju atau mundur
3. Propeller shaft bengkok atau patah
Kerusakan yang sering terjadi pada propeller shaft berikutnya merupakan propeller shaft bengkok atau patah. Penyebab propeller shaft bengkok atau patah lazimnya terjadi simpulan terbentur benda keras di sewaktu melintas dijalan berbatu dan berlubang.
Selain itu, pengemudian yang kurang baik (seperti membawa muatan berlebih dan memaksakan akselerasi mesin di sewaktu kendaraan beroda empat terjebak dikubangan) juga kerap menciptakan propeller shaft ini melintir dan bengkok.
Propeller shaft yang bengkok ini lazimnya kerap menimbulkan getaran keras yang terasa di seluruh bodi di sewaktu kendaraan beroda empat melaju, bahkan tak jarang getaran ini juga kerap menimbulkan bunyi keras yang sanggup menciptakan khawatir.
Baca juga :
4. Sleeve yoke aus/ cacat
Sleeve yoke aus/ cacat juga kerap menjadi kerusakan yang sering terjadi pada propeller shaft. Sleeve yoke meruapakan pecahan yang terhubung dengan output shaft transmisi. Pada ujung sleeve yoke lazimnya terdapat oil seal yang akan mencegah oli transmisi bocor.
Ketika sleeve yoke aus/ cacat maka lazimnya pada bagianbelakang transmisi akan muncul kebocoran oli transmisi. Jika belum parah lazimnya hanya berbentuk rembesan saja, tapi bila parah maka oli bisanya menetes keluar.
Kebocoran oli transmisi ini lambat laun sanggup menyebabkan oli transmisi habis. Efeknya tentu akan menghipnotis komponen transmisi kendaraan beroda empat dan menciptakan transmisi rusak parah. Oleh alasannya merupakan itu, di sewaktu terjadi rembesan oli transmisi, sangat disarakan untuk segera memperbaiki kebocoran tersebut sebelum kerusakan merembet ke komponen lainnya. Sumber https://bacabrosur.blogspot.com/ Sumber https://montirnesia.blogspot.com/
EmoticonEmoticon