Kamis, 10 September 2020

Alat ukur bengkel secara lazim akan menjadi alat ukur yang tidak sekali pakai. Peralatan ini akan terus dipakai pada kondisi-kondisi tertentu yang membutuhkan penggunaan alat ukur. Oleh lantaran itu, sudah seharusnya setiap alat ukur bengkel perlu dijalankan pemeliharaan dan perawatan secara rutin.

Ya, perawatan yakni hal penting untuk memperpanjang usia pemakaian dan nilai guna dari alat ukur tersebut lantaran harga yang diinginkan untuk merubah alat ukur dengan yang baru umumnya akan lebih mahal.


Alat ukur bengkel secara lazim akan menjadi alat ukur yang tidak sekali pakai 2 Macam Pemeliharaan Alat Ukur Bengkel

Dalam pemeliharaan dan perawatan alat ukur bengkel ini secara lazim terbagi menjadi 2 macam pemeliharan alat ukur, yakni pemeliharaan terpola dan pemeliharaan tak terencana. Bagaimana detilnya? Berikut, 2 macam pemeliharaan alat ukur bengkel.


1. Pemeliharaan terpola (planned maintenance)


Pemeliharaan terpola yakni proses pemeliharaan yang dikelola dan direncanakan untuk menanggulangi pergeseran yang terjadi terhadap peralatan dan alat ukur di waktu yang akan datang. Pemeliharaan terpola pada alat ukur ini secara lazim terbagi lagi menjadi 3 pecahan yakni :

Pemeliharaan preventif

Pemeliharaan preventif yakni pemeliharaan yang dijalankan secara rutin. Tujuan dari pemeliharaan preventif ini yakni untuk mencegah dan mengurangi efek dari kemungkinan suatu komponen alat ukur tidak memenuhi kondisi normal.

Pemeliharaan preventif sangat diperlukan lantaran sanggup menjaga alat ukur sanggup melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan ukuran dan ketentuan pabrik pembuatnya.

Adapun pekerjaan yang dijalankan dalam pemeliharaan preventif ini yakni memeriksa, membersihkan, melumasi, dan menempatkan alat ukur pada tempat yang aman dari pergeseran suhu dan temperatur.

Pemeliharaan prediktif

Pemeliharaan prediktif yakni pemeliharaan yang dijalankan secara terpola menurut prediksi waktu pemeliharaan mirip yang sudah menjadi ketentuan pabrik pembuatnya, mulai dari waktu pengerjaannya hingga penggunaan part pengganti yang diperlukan.

Adapun pekerjaan yang dijalankan dalam pemeliharaan prediktif ini yakni memeriksa, membersihkan, melumasi, menguji, hingga melakukan penggantian pada part yang sudah waktunya diganti.

Pemeliharaan korektif

Pemeliharaan korektif yakni pemeliharaan yang dijalankan dengan tujuan untuk memperbaiki dan mengkoreksi kesesuaian alat ukur dengan standard dan ketentuan yang ditetakan oleh pabrik pembuatnya.

Pekerjaan yang dijalankan dalam pemerliharaan korektif ini tergolong pekerjaan pada pemeliharaan preventif dan prediktif yang ditambahkan dengan pekerjaan untuk melakukan penyetelan serta kalibrasi ulang alat ukur.

Baca juga :


2. Pemeliharaan tak terencana


Pemeliharaan tak terpola yakni pemeliharaan yang dijalankan secara tiba-tiba lantaran alat ukur secara tiba-tiba mengalami kerusakan, baik di saat akan digunakan, dalam proses penggunaan, atau sesudah alat ukur digunakan.

Istilah lazim yang kerap dipakai untuk pemeliharaan tak terpola ini yakni emergency maintenance.

Pekerjaan yang biasa dijalankan pada pemeliharaan tak terpola ini umumnya tergolong pekerjaan yang ada dalam pemeliharan terpola ditambah dengan perbaikan hingga penggantian part (suku cadang) yang yakni sparepart utama.

Pemeliharaan tak terpola ini terperinci sanggup mengganggu proses produksi dan perbaikan yang sedang dilakukan, selain itu biaya yang mesti dikeluarkan untuk perbaikan jenis ini umumnya lebih besar.

Artikel ini diarsipkan pada pembagian terorganisir perihal : Alat Bengkel Sumber https://bacabrosur.blogspot.com/
Sumber https://montirnesia.blogspot.com/


EmoticonEmoticon